Friday, May 17, 2013

Teori Belajar behavioristik

Teori Belajar behavioristik adalah teori belajar yang menekankan pada tingkah laku manusia sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Teori Behavioristik merupakan sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner. Kemudian teori ini berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap pengembangan teori pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.

Sunday, January 13, 2013

KUMPULAN MAKALAH KURIKULUM




MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

Di susun oleh:
Floentina Arina Sari
Julisa Pratiwi
Monika Liska
Sandy Prasetya

TEACHER TRAINING INSTITUTE
BUDI UTOMO MALANG
FACULTY OF SOCIAL SCIENCE AND HUMANITY
ENGLISH EDUCATION DEPARTMENT 
                    2013      

 


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM”.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak terlepas dengan adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Zaini selaku dosen pembimbing kami serta rekan-rekan yang telah memberi motivasi dalam penulisan makalah ini. Atas jasa dan bantuan semua pihak yang tak terhitung nilainya, semoga segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan menjadi amal kebaikan dan mendapat balasan dari Allah SWT.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan kami maka, dengan kerendahan hati kami menerima kritik dan saran dari pembaca makalah ini. Harapan kami, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.


                                                                                                     Malang, Januari 2013

                                                                                                             Penulis



DAFTAR ISI

Kata Pengantar
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang ......................................................................................................................... 1
Rumusan masalah
Tujuan
BAB II Pembahasan
Pengertian prinsip pengembangan kurikulum ........................................................................ 3
Macam-macam sumber  prinsip pengembangan kurikulum................................................... 4
Tipe-tipe prinsip pengembangan kurikulum............................................................................ 4
Macam-macam prinsip pengembangan kurikulum................................................................. 5
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
saran ...................................................................................................................................... 12
Daftar pustaka




 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang       
            Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, yang mana didalamnya mencakup beberapa hal diantaranya adalah: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik.
       Penerapan kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang. Seperti: politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur – unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan. 
            Pengembangan kurikulum adalah sebuah proses yang merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang telah berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi belajar mengajar yang baik. Dengan kata lain pengembangan kurikulum adalah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum baru melalui langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian yang dilakukan selama periode waktu tertentu.
            Pada umumnya ahli kurikulum memandang kegiatan pengembangan kurikulum sebagai suatu proses yang kontinu, merupakan suatu siklus yang menyangkut beberapa kurikulum yaitu komponen tujuan, bahan, kegiatan dan evaluasi. Selain harus memperhatikan unsur-unsur diatas, di dalam mengembangkan sebuah kurikulum juga harus menganut beberapa prinsip dan melakukan pendekatan terlebih dahulu, sehingga di dalam penerapannya sebuah kurikulum dapat mencapai sebuah tujuan seperti yang di harapkan dan mengenai prinsip-prinsip dan pendekatan itu akan kami jelaskan selengkapnya dalam pembahasan.

1.2 Rumusan Masalah
            Berdasarkan Penjelasan diatas maka dirumuskan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaiu:
1)      Apa pengertian dari prinsip pengembangan kurikulum?
2)      Apa saja macam – macam sumber prinsip pengembangan kurikulum ?
3)      Apa saja tipe – tipe dari prinsip pengembangan kurikulum?
4)      Apa saja macam – macam prinsip pengembangan kurikulum?

1.3 Tujuan Masalah
            Untuk rumusan masalah di atas, tentunya penulisan makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut, yaitu:
1)        Untuk Mengetahui pengertian dari prinsip pengembangan kurikulum
2)        Untuk mengetahui macam – macam sumber prinsip pengembangan kurikulum
3)        Untuk Mengetahui tipe – tipe prinsip pengembangan kurikulum
4)        Untuk mengetahui macam – macam prinsip pengembangan kurikulum
        Selanjutnya, diharapkan penulisan makalah ini memiliki manfaat ilmiah dalam mengkajiprinsip – prinsip pengembangan kurikulum beserta komponen – komponen yang mendukungnya guna memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada para pendidik yang pada hakikatnya adalah pelaksana dan pengembang kurikulum di lapangan.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Prinsip Pengembangan Kurikulum       
  Dalam usaha untuk mengembangkan kurikulum ada beberapa prinsip dasar yang harus kita perhatikan. agar kurikulum yang kita jalankan benar-benar sesuai dengan apa yang diharapkan. Prinsip-prinsip dasar yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru.
            Secara gramatikal prinsip berarti asas, dasar, keyakinan, dan pendirian. Dari pengertian di atas tersirat makna bahwa kata prinsip itu menunjukan pada suatu hal yang sangat penting, mendasar, harus diperhatikan, memiliki sifat mengatur dan mengarahkan, serta sesuatu yang biasanya selalu ada atau terjadi pada situasi dan kondisi yang serupa. Prinsip memiliki fungsi yang sangat penting dalam kaitannya dengan keberadaanya sesuatu. Dengan mengenali prinsip dan memperhatikan prinsip, maka akan bisa menjadikan sesuatu itu lebih efektif dan efisien. Prinsip juga mencerminkan tentang hakikat yang dikandung oleh sesuatu, mungkin produk atau proses, dan bersifat memberikan rambu-rambu aturan main yang harus diikiti untuk mencapai tujuan secara benar.
            Pengertian dan fungsi prinsip di atas bisa dijadikan dasar untuk menjelaskan arti dan fungsi dari prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Prinsip pengembangan kurikulum menunjuk pada pengertian tentang berbagai hal yang harus dijadikan patokan dalam menentukan berbagai hal yang terkait dengan pengembangan kurikulum, terutama dalam fase perencanaan kurikulum (curriculum planning), yang pada dasarnya prinsip-prinsip tersebut merupakan ciri dari hakikat kurikulum itu sendiri. Esensi dari pengembangan kurikulum adalah proses identifikasi, analisis, sintesis, evaluasi, pengambilan keputusan dan kreasi elemen-elemen kurikulum. Agar dalam proses pengembangan kurikulum itu bisa berjalan secara efektif dan efisien, maka dalam bekerjanya para pengembang kurikulum harus memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Dengan merujuk pada prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, para pengembang kurikulum akan bisa bekerja secara mantap, terarah, dan dengan hasil yang bisa dipertanggung jawabakan.

2.2 Macam – Macam Sumber Prinsip Pengembangan Kurikulum           
Menurut Oliva 1992:28 dalam (Komaruddin dan Kurniawan 2011:65) mengemukakan setidaknya ada empat sumber prinsip pengembangan kurikulum, yaitu:
    a)      Data Empiris (Empirical data)
    b)      Data Eksperimen ( Exsperimen data)
    c)      Cerita/Legenda yang hidup di masyarakat (folklore of curriculum)
    d)     Akal Sehat (Common Sense)
            Data empiris merujuk pada pengalaman yang terdokumentasi  dan terbukti efektif, Data eksperimen menunjuk pada temuan-temuan hasil penelitian. Data hasil temuan penelitian merupakan data yang dipandang valid dan reliable, sehingga tingkat kebenaran lebih meyakinkan untuk dijadikan prinsip dalam pengembangan kurikulum. Namun demikian  fakta kehidupan, data hasil penelitian (hard data) itu sifatnya sangat terbatas.
            Disamping itu banyak data-data lainya yang diperoleh bukan dari hasil penelitian yang digunakan juga terbukti efektif untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan yang kompleks diantaranya yaitu adat kebiasaan yang hidup di masyarakat (folklore of curricuculum)dan hasil pertimbangan dan penilaian akal pikiran (common sense). Bahkan data yang diperoleh dari penelitian sendiri digunakan setelah melalui proses pertimbangan dan penilaian akal sehat terlebih dahulu.

2.3 Tipe – Tipe Prinsip Pengembangan Kurikulum
Tipe-tipe prinsip pengembangan kurikulum yaitu tingkat validitas dan reabilitas prinsip yang digunakan. Hal ini kaitannya dengan sumber-sumber dari pengembangan kurikulum itu sendiri.  Ada fakta, konsep, dan prinsip yang tingkat kepercayaannya tidak diragukan lagi karena sudah terbukti melalui riset yang berulang-ulang, ada juga data yang sudah terbukti tetapi masih terbatas dalam kasus-kasus tertentu belum bisa digeneralisasikan, dan terdapat pula data yang belum dibuktikan oleh riset tapi sudah terbukti dalam kehidupan dan menurut pertimbangan akal sehat dipandang logis, baik, dan berguna.
Merujuk hal diatas, maka prinsip-prinsip pengembangan kurikulum itu bisa diklasifikasikan menjadi tiga tipe prinsip yaitu antara lain:
a)   Anggapan Kebenaran utuh atau menyeluruh (Whole Truth)
Adalah fakta, konsep, dan prinsip yang diperoleh serta telah diuji dalam penelitian yang ketat dan berulang, sehingga bisa dibuat generalisasi dan bisa diberlakukan di tempat yang berbeda. Tipe ini tidak akan mendapat tentangan atau kritik karena sudah diyakini oleh orang orang yang terlibat dalam pengembangan kurikulum.
b)   Anggapan Kebenaran Parsial (Partial Truth)
Adalah suatu fakta, konsep, dan prinsip yang sudah terbukti efektif dalam banyak kasus tapi sifatnya masih belum  bisa digeneralisasikan. Karena dianggap baik dan bermanfaat tipe prinsip ini bisa digunakan, namun dalam penggunaannya biasanya masih mengundang pro dan kontra.
c)    Anggapan Kebenaran yang masih memerlukan Pembuktian ( Hypothesis)
Adalah : Asumsi kerja atau prinsip yang sifatnya tentatif. Prinsip ini muncul dari hasil deliberasi, judgement, dan pemikiran akal sehat.
            Pada dasarnya kesemua jenis tipe prinsip itu bisa digunakan. Tipe prinsip mana yang mendapatkan penekanan dalam penggunaannya, ini sangat tergantung pada perspektif dari para pengembangan kurikulum tentang kurikulum, itu sendiri. Dalam praktik pengembangan kurikulum biasanya kesemua tipe prinsip diatas digunakan. Namun hanya ada perbedaan pada istilah saja. Oliva 1992:30 dalam (Komaruddin dan Kurniawan 2011:66) memakai istilah axiomsuntuk menggambarkan berbagai karakteristik tersebut.

2.4 Prinsip – Prinsip Pengembangan Kurikulum
            Terdapat banyak prinsip yang mungkin digunakan dalam pengembangan kurikulum. Macam-macam prinsip ini bisa dibedakan dalam dua kategori yaitu prinsip umum dan prinsip khusus.  Prinsip umum biasanya digunakan hampir dalam setiap pengembangan kurikulum dimanapun. Di samping itu, prinsip umum ini merujuk pada prinsip yang harus diperhatikan untuk dimiliki oleh kurikulum sebagai totalitas dari gabungan komponen-komponen yang membangunnya.         
            Prinsip khusus artinya prinsip yang hanya berlaku ditempat tertentu dan situasi tertentu. Prinsip khusus ini juga merujuk  pada prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan komponen-komponen kurikulum secara tersendiri, misalnya prinsip yang digunakan untuk mengembangkan komponen tujuan, prinsip  untuk mengembangkan komponen isi kurikulum dan prinsip prinsip yang mengembangkan komponen-komponen kurikulum lainnya.
       1)      Prinsip Umum
Sukmadinata (2012: 150-151) menjelaskan bahwa terdapat lima prinsip umum pengembangan kurikulum, yaitu : prinsip relevansi, fleksibelitas, kontinuitas, praktis atau efisiensi dan efektivitas.
a.    Prinsip Relevansi
            Prinsip relevansi artinya prinsip kesesuaian. Prinsip relevansi ada dua jenis yaitu relevansi eksternal (eksternal relevance) dan relevansi internal. (internal relevance) artinya bahwakurikulum itu harus sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, baik tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang ada pada masa kini maupun kebutuhan yang di prediksi pada masa yang akan datang. Intinya, bahwa kurikulum itu harus bisa menyiapkan program belajar bagi anak untuk menyiapkan anak agar bisa memenuhi harapan dan situasi kebutuhan dan kondisi kehidupan masyarakat tempat dimana ia berada. Agar kurikulum bisa memenuhi konsep relevansi eksternal, seorang pengembang kurikulum harus memiliki pengetahuan dan wawasan tentang kehidupan masyarakat pada masa kini dan masa datang.
            Sedangkan relevansi eksternal (eksternal relevance) yaitu kesesuaian antar komponen kurikulum itu sendiri. Kurikulum merupakan suatu sistem yang di bangun oleh sub sistem atau komponen tujuan, isi, metode, dan evaluasi yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu, belajar dan kemampuan siswa. Suatu kurikulum yang baik adalah yang memenuhi syarat relevansi internal, yaitua danya koherensi dan konsistensi antar komponennya. Ketidak sesuaian antar komponen-komponen ini akan menyebabkan kurikulum tidak akan bisa mencapai tujuannya secara optimal. Implikasi dari prinsip ini yaitu seorang pengembang kurikulum harus bisa paham betul tentang jenis dan hakikat dari tujuan kurikulum, isi kurikulum, metode pembelajaran, dan sistem evaluasi.
b.    Prinsip Fleksibilitas
            Prinsip fleksibilitas artinya bahwa kurikulum itu harus lentur, tidak kaku, terutama dalam hal pelaksanaannya. Pada dasarnya kurikulum didesain untuk mencapai suatu tujuan tertentu sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Meskipun demikian dalam hal strategi yang didalamnya mencakup metode atau teknik, kurikulum harus fleksibel. Dalam kurikulum harus terdapat suatu sistem tertentu yang mampu memberikan alternatif dalam pencapaian tujuannya melalui berbagai metode atau cara-cara tertentu yag sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu, tempat dimana kurikulum di terapkan.
c.    Prinsip Kontinuitas
            Prinsip kontinuitas artinya kurikulum itu dikembangkan secara berkesinambungan. Kesinambungan ini meliputi sinambung antar kelas, maupun sinambung antar jenjang pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar proses pendidikan atau belajar siswa bisa maju secara sistematis, pendidikan pada kelas atau jenjang yang lebih rendah harus menjadi dasar dan dilanjutkan pada kelas dan jenjang yang ada di atasnya.
            Dengan demikian akan terhindar dari tidak terpenuhinya kemampuan prasyarat awal siswa (prerequisite) untruk mengikuti pendidikan pada kelas atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi, juga terhindar dari adanya pengulangan-pengulangan program dan aktivitas belajar yang tidak perlu (negatively over laping) yang bisa menimbulkan pemborosan waktu, tenaga, dan dana. Untuk itu, perlu adanya kerjasama diantara para pengembang kurikulum dari berbagai kelas dan jenjang pendidikan.
d.    Prinsip Praktis atau Efisiensi
            Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan prinsip praktis dan mudah diterapkandi lapangan. Kurikulum harus bisa diterapkan dalam praktek pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Oleh karena itu dalam proses pengembangan kurikulum, para pengembang kurikulum harus memahami terlebih dahulu situasi dan kondisi tempat dimana kurikulum itu akan digunakan, meskipun gambaran situasi dan kondisi situasi tempat itu tidak detail betul akan tetapi paling tidak gambaran umumnya harus diketahui. Pengetahuan akan tempat ini akan memandu pengembang kurikulum untuk mendesain kurikulum yang memenuhi prinsip praktis, memungkinkan untuk diterapkan.
            Salah satu kriterianya praktis itu adalah efisien, tidak mahal. Hal ini mengingat sumber daya pendidikan, personil, dana, fasilitas, keberadaannya terbatas. Meskipun harus memenuhi prinsip murah tetapi tidak diterjemahkan sesuatu yang murahan, akan tetapi merujuk pada pengertian bahwa kurikulum itu harus dikembangkan secara efisien, tidak boros, sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki. Ini menyiratkan bahwa akan terdapat keragaman tingkat kemampuan di berbagai daerah dan sekolah penyelenggara pendidikan yang sifatnya relatif.
e.    Prinsip Efektivitas
            Prinsip ini merujuk pada pengertian bahwa kurikulum itu selalu berorientasi pada tujuan tertentu yang ingin dicapai. Kurikulum bisa dikatakan adalah instrumen untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu jenis dan karakteristik tujuan yang ingin dicapai harus jelas. Kejelasan tujuan akan mengarah dalam pemilihan dan penentuan isi, metode dan sistem evaluasi serta model konsep kurikulum yang akan digunakan. Disamping itu juga mengarahkan dan memudahkan dalam implementasi kurikulum.
            Masih dalam kaitannya dengan prinsip – prinsip umum pengembangan kurikulum, Oliva (1992:31-45) dalam (Komaruddin dan Kurniawan 2011:69-70) mengajukan sepuluh prinsip yang disebutnya Axiom, untuk mewadahi keberagaman karakteristik tipe prinsip pengembangan kurikulum diatas. Adapun kesepuluh prinsip (axioms) pengembangan kurikulum yang diajukan oliva yaitu:
1.             Perubahan kurikulum adalah sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dan bahkan diperlukan.
2.             Kurikulum merupakan produk dari masa yang bersangkutan.
3.             Perubahan kurikulum masa lalu sering terdapat secara bersamaan bahkan tumpang tindih dengan kurikulum yang terjadi masa kini.
4.             Perubahan kurikulum akan terjadi dan berhasil sebagai akibat dan jika ada perubahan pada orang-orang atau masyarakat.
5.             Pengembangan kurikulum adalah kegiatan kerjasama kelompok.
6.             Pengembangan kurikulum pada dasarnya adalah proses menentukan pilihan dari sekian alternatif  yang ada.
7.             Pengembangan kurikulum adalah kegiatan yang tidak akan pernah berakhir.
8.             Pengembangan kurikulum akan berhasil jika dilakukan secara komprehensif, bukan aktifitas bagian per bagian yang terpisah.
9.             Pengembangan kurikulum akan lebih efektif jika dilakukan dengan mengikuti suatu proses yang sistematis.
10.         Pengembangan kurikulum dilakukan berangkat dari kurikulum yang ada.

       2)      Prinsip Khusus
            Sebagaimana telah disebutkan dimuka, bahwa prinsip khusus berkenaan dengan prinsip yang hanya berlaku ditempat tertentu dan situasi tertentu. Prinsip khusus ini merujuk pada prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan komponen-komponen kurikulum secara khusus (tujuan, isi, metode dan evaluasi) satu wilayah dengan wilayah lainnya, satu jenis jenjang pendidikan dengan jenis dan jenjang pendidikan lainnya memiliki karakteristik yang berbeda dalam beberapa aspek. Perbedaan ini tentu bisa mengakibatkan adanya penggunaan prinsip-prinsip yang khas sesuai dengan situasi dan kondisi setempat dan karakteristik jenis dan jenjang pendidikan tersebut.
            Disamping prinsip-prinsip umum yang dijelaskan dimuka. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum khusus lainnya yaitu merujuk pada prinsip-prinsip pengembangan komponen-komponen kurikulum, yang mana antara satu komponen dan komponen lainnya memiliki prinsip yang tidak sama. Dibawah ini akan diuraikan beberapa prinsip pengembangan kurikulum khusus yang berkaitan dengan pengembangan komponen-komponen kurikulum merujuk pada tulisan Sukmadinata (2012: 152-154) antara lain sebagai berikut:
A.            Prinsip Yang Berkenaan Dengan Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek (khusus). Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada:
a.              Ketentuan dan kebijakan pemerintah, yang dapat ditemukan dalam dokumen-dokumen lembaga negara mengenai tujuan, dan stategi pembangunan termasuk di dalamnya pendidikan.
b.             Survai mengenai persepsi orang tua/ masyarakat tentang kebutuhan mereka yang dikirimkan melalui angket atau wawancara dengan mereka.
c.              Survai tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, dihimpun melalui angket, wawancara, observasi, dan dari berbagai media massa.
d.             Survai tentang manpower (sumber daya manusia/ tenaga kerja).
e.              Pengalaman Negara-negara lain dalam masalah yang sama.
f.              Penelitian

B.            Prinsip Yang Berkenaan Dengan Pemilihan Isi Pendidikan
Beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan untuk menentukan isi pendidikan kurikulum, yaitu:
a.              Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana. Makin umum suatu perbuatan hasil belajar dirumuskan semakin sulit menciptakan pengalaman belajar.
b.             Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
c.              Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis. Ketiga ranah belajar, yaitu kognitif, sikap, dan keterampilan, diberikan secara simultan dalm urutan situasi belajar
C.            Prinsip Berkenaan Dengan Pemilihan Proses Belajar Mengajar
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menentukan kegiatan proses belajar mengajar:
a.              Apakah metode/teknik belajar mengajar yang digunakan cocok untuk mengajarkan bahan pelajaran?
b.             Apakah metode/teknik tersebut memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa?
c.              Apakah metode/teknik tersebut dapat memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat?
d.             Apakah metode/teknik tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor?
e.              Apakah metode/teknik  tersebut lebih mengaktifkan siswa, atau mengaktifkan guru atau kedua-duanya?
f.              Apakah metode/teknik tersebut mendorong berkembangnya kemampuan baru?
g.             Apakah metode/teknik tersebut menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah dan di rumah, juga mendorong penggunaan sumber belajar yang ada di rumah dan masyarakat?
h.             Untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang menekankan “learning by doing” disamping “learning by seeing and knowing”.


D.                Prinsip Berkenaan Dengan Pemilihan Media Atau Alat Pengajaran
Beberapa prinsip yang dapat dijadikan pegangan untuk memilih dan mengunakan media dan alat bantu pembelajaran.
a.              Alat/media apa yang diperlukan? Apakah semuanya sudah tersedia? Bila alat tersebut tidak ada, apakah ada penggantinya?
b.             Kalau ada yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan bagaimana membuatnya, siapa yang membuat, pembiayaannya, serta waktu pembuatannya?
c.              Bagaimana pengorganisasian alat dan bahan pelajaran, apakah dalam bentuk modul, paket belajar, dan lain-lain?
d.             Bagaimana pengintegrasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar?
e.              Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media.

E.            Prinsip Yang Berkenaan Dengan Penilaian
Penilain merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran. Setidaknya ada tiga fase yang harus diperhatikan ketika merencanakan alat penilaian, menyusun alat penilaian, dan pengelolaan hasil penilaian. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam fase perencanaan penilaian yaitu:
a.              Bagaimanakah karakteristik kelas, usia, tingkat kemampuan kelompok yang akan di tes?
b.             Berapa lama waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan tes?
c.              Apakah tes tersebut berbentuk uraian atau pilihan?
d.             Berapa banyak butir tes yang perlu disusun?
e.              Apakah tes tersebut diadministrasikan oleh guru atau murid?
Dalam penyusunan alat penilaian sebaiknya mengikuti langkah-langkah berikut:
a.              Rumusan tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
b.             Uraikan ke dalam bentuk tingkah laku murid yang dapat diamati.
c.               Hubungkan dengan bahan pelajaran.
d.             Tuliskan butir-butir tes.
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan hasil penilaian.
a.              Norma penilaian apa yang akan digunakan dalam pengelolaan hasil tes.
b.             Apakah digunakan formula guessing?
c.              Bagaimana pengubahan skor ke dalam skor masak?
d.             Skor standard apa yang akan digunakan?
e.              Untuk apakah hasil tes digunakan?



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Prinsip adalah sesuatu yang sifatnya sangat penting dan mendasar terlahir dari dan menjadi suatu kepercayaan. prinsip-prinsip pengembangan kurikulum menunjuk pada pengertian tentang berbagai hal yang harus dijadikan patokan dalam menentukan berbagai hal yang terkait dengan pengembangan kurikulum, terutama dalam fase perencanaan kurikulum (curriculum planning), yang pada dasarnnya prinsip-prinsip tersebut merupakan ciri dari hakikat lurikulum itu sendiri.
            Setidaknya ada empat sumber prinsip pengembangan kurikulum, yaitu : data empiris (empirical data), data eksperimen (experiment data), cerita /legenda yang hidup di masyarakat (folklore of curriculum), dan akal sehat (common sense). Data empiris dan data eksperimen merupakan data yang dianggap paling terpecaya dibanding legenda dan pertimbangan akal sehat. Sesuai dengan sumber datanya, maka prinsip-prinsip pengembangan kurikulum itu bisa diklasifikasikan menjadi tiga tipe prinsip yaitu anggapan kebenaran utuh atau menyeluruh (whole truth), anggapan kebenaran parsial (partial truth), dan anggapan kebenaran yang masih memerlukan pembuktian (hypothesis).
             Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum bisa dibedakan  dua kategori yaitu prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum biasanya digunakan hampir dalam setiap pengembangan kurikulum dimanapun. Prinsip khusus artinya prinsip yang hanya berlaku di tempat tertentu dan situasi tertentu.           
3.2 Saran
Topik ini memberikan kita sebagai guru sekaligus orang yang berpotensi sebagai pengembang kurikulum sebuah pemahaman tentang apa saja prinsip prinsip yang harus diperhatikan dalam rangka mengembangkan kurikulum, hal ini sangat berguna guna menciptakan suatu kurikulum yang baik dan efisien yang akan menyempurnakan kegiatan belajar mengajar baik itu di institusi Formal maupun non formal.


DAFTAR PUSTAKA

 Prinsip – Prinsip Pengembangan Kurikulum. (Online) Diakses 22 Oktober 2012.
Komaruddin, Yooke dan Kurniawan, Deni, (2011), “Prinsip – Prinsip pengembangan Kurikulum “ dalam Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta : Tim Pengembang MKDP FIP UPI, Rajawali Pers.
Sukmadinata, Nana S. (2012). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.